Indramayu – Setelah sempat melakukan aksi bungkam, Forum Peduli Nasabah (FPN) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Remaja kembali melakukan aksi unjuk rasa, pada Kamis (30/3).
Hal ini dilakukan FPN karena aksi bungkam sebelumnya tidak membuahkan hasil. Tuntutan mereka tidak juga direalisasikan, baik oleh BPR Karya Remaja secara langsung maupun Kuasa Pemilik Modal (KPM) dalam hal ini Bupati Indramayu.
Meski panas terik dan dalam kondisi puasa ramadan, aksi ratusan nasabah BPR Karya Remaja ini tetap berjalan. Mereka terus menyuarakan tuntutannya dengan lantang.
Koordinator FPN, Uho Alkhudri, menyampaikan dalam orasinya agar BPR KR segera menyelesaikan pencairan dana milik nasabah.
“BPR Karya Remaja adalah perusahaan perbankan milik daerah, seharusnya bisa diselesaikan oleh Bupati Indramayu,” lantang Uho di depan Kantor BPR Karya Remaja.
Seruan-seruan pengembalian dana nasabah tak jua surut. Dengan berpakaian serba hitam seperti unjuk rasa sebelumnya, massa aksi ini terus berteriak meminta pengembalian dana mereka.
Tampak beberapa diantaranya merupakan ibu-ibu yang membentangkan spanduk yang meminta tanggung jawab Bupati Indramayu, sembari menangis tersedu-sedu.
Salah satu nasabah perempuan yang berasal dari Kecamatan Gabuswetan nyaris pingsan karena tangis. Ia mengaku tak bisa mengambil simpanan yang kini diperlukannya sebesar Rp50 juta.
Sampai unjuk rasa selesai, tak ada satupun pejabat yang berkepentingan dalam masalah ini menemui pengunjuk rasa.
Massa aksi bahkan sempat berupaya merangsek masuk ke dalam gedung BPR Karya Remaja, namun berhasil dihalangi pihak kepolisian.
Sebagaimana diketahui, FPN merupakan para nasabah BPR Karya Remaja yang menuntut pengembalian dana tabungan mereka di bank yang berstatus perusahaan umum daerah itu.
Dana mereka tidak bisa ditarik dengan alasan banyaknya kredit macet yang saat ini menyeret Direktur Utama BPR Karya Remaja, Sugiyanto, dan satu debitur menjadi tersangka Kejati Jawa Barat.