Indramayu – SMAN 1 Kedokanbunder menggelar in house training dalam rangka mencegah tindakan perundungan atau bullying di sekolah.
Kegiatan yang digelar di Aula SMAN 1 Kedokanbunder, pada Jum’at (5/7/2024) ini, bekerjasama dengan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dan digelar secara luring.
Menurut Kepala SMAN 1 Kedokanbunder, Erna Setyawati, kegiatan ini berbentuk pelatihan dengan tema Pengembangan Kapasitas Guru untuk Mencegah Perilaku Bullying Siswa di Sekolah Menengah.
“Luring atau tatap muka sudah dilakukan, sementara metode daring akan dilaksanakan pada 18-19 Juli 2024 mendatang,” ungkap Erna.
Sementara itu, dalam paparanya, salah satu pemateri Dr. Ipah Saripah, M.Pd menuturkan bullying sudah menjadi masalah sosial yan terjadi di berbagai tempat termasuk di sekolah sebagai satuan pendidikan.
“Jika tidak segera diatasi, bullying ini dapat berpengaruh ke berbagai aspek termasuk kesehatan mental dan tidak tercapainya tujuan pendidikan,” ungkap Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) sekaligus Ketua Program Studi BK UPI Bandung ini.
Oleh karena itu, tambah Ipah, guru berperan penting untuk mencegah terjadinya bullying di sekolah. Sehingga perlu dibekali dengan sejumlah pengetahuan sikap dan keterampilan terkait bullying.
“Hal itulah yang melandasi terselenggaranya PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat), yaitu dalam rangka mengembangkan kapasitas guru untuk mencegah bullying di lingkungan pendidikan khususnya di sekolah menengah,” tambahnya.
Selain Dr. Ipah Saripah, M.Pd., berbagai narasumber yang kompeten di bidangnya pun menyampaikan materinya. Ada Prof. Dr. Syamsu Yusuf, M.Pd., Dr. Mamat Supriatna, M.Pd., dan dr. Lucky Angkawidjaja, M.Pd., AIFO.
Kegiatan ini dihadiri pula oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dra. Hj. Dewi Nurhulaela, Koordinator Pengawas SMA, Dr. H. Asmadi, dan Pengawas Pembina, Drs. Didi Juhaedi.
Terakhir, Erna menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan karena SMAN 1 Kedokanbunder secara kuantitas sudah cukup. Saat ini jumlah siswa sudah mencapai 940 siswa dari yang semula hanya 470 siswa.
“Jadi sekarang saatnya mengejar kualitas, untuk menjadikan SMAN 1 Keokanbunder berkualitas, gurunya harus berkualitas,” tutupnya.