Reformasi.co.id – Tupperware adalah perusahaan multinasional yang mengkhususkan diri dalam produksi dan penjualan wadah penyimpanan plastik untuk keperluan rumah tangga.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1946 oleh seorang insinyur kimia bernama Earl Tupper di Orlando, Florida, Amerika Serikat.
Tupperware pertama kali diperkenalkan di pasar pada tahun 1948, dan sejak saat itu produk-produknya telah menjadi populer di seluruh dunia.
Sejarah Tupperware
Earl Tupper lahir pada tanggal 28 Juli 1907 di Berlin, New Hampshire, Amerika Serikat.
Setelah lulus dari sekolah menengah, ia bekerja sebagai penjual segala macam barang, termasuk kosmetik, sikat rambut, dan produk-produk yang terbuat dari plastik.
Pada tahun 1937, Tupper memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri dengan membuat wadah penyimpanan plastik yang ia sebut sebagai “Wonderbowl”.
Pada awalnya, produk-produk Tupper tidak terlalu laris di pasaran karena masih sulit untuk digunakan dan tidak tahan terhadap panas.
Namun, pada tahun 1942, Tupper berhasil mengembangkan formula baru untuk bahan plastiknya, yang membuat produk-produknya lebih tahan terhadap panas dan mudah digunakan.
Produk-produk baru tersebut kemudian diperkenalkan sebagai “Tupperware” pada tahun 1946.
Pada awalnya, Tupper mencoba untuk menjual Tupperware di toko-toko serba ada, namun tidak berhasil.
Akhirnya, ia memutuskan untuk menggunakan sistem penjualan langsung untuk memasarkan produknya. Sistem penjualan langsung tersebut melibatkan penggunaan agen penjualan yang diberi komisi untuk setiap penjualan yang mereka lakukan.
Tupper berhasil menciptakan sebuah model bisnis yang unik dan efektif, dan sistem penjualan langsung tersebut segera menjadi salah satu kunci keberhasilan Tupperware.
Perkembangan Tupperware
Pada tahun 1948, Tupperware memperkenalkan produk baru yang dikenal sebagai “burp seal”, yang memungkinkan wadah penyimpanan Tupperware untuk menyegel udara secara ketat.
Produk tersebut menjadi sangat populer di kalangan ibu rumah tangga, karena dapat memperpanjang umur simpanan makanan dan menjaga makanan tetap segar lebih lama.
Pada tahun yang sama, Tupperware memulai ekspansi internasional pertamanya dengan membuka kantor penjualan di Kanada.
Pada tahun 1950-an, Tupperware mulai memperluas produknya dengan mengenalkan berbagai jenis wadah penyimpanan plastik untuk keperluan rumah tangga lainnya, seperti mangkuk, botol, dan wadah penyimpanan untuk keperluan tertentu, seperti pembuat es krim.
Perusahaan ini juga mulai mengembangkan teknologi baru untuk membuat produknya lebih tahan terhadap panas dan dingin, serta lebih mudah digunakan dan dibersihkan.
Pada tahun 1960-an, Tupperware telah menjadi perusahaanmultinasional yang sukses di seluruh dunia. Perusahaan ini telah membuka kantor penjualan di banyak negara, termasuk di Eropa, Asia, dan Amerika Latin.
Selain itu, Tupperware juga mulai memperluas lini produknya dengan memperkenalkan berbagai produk kecantikan dan perawatan pribadi, seperti sikat gigi, sisir, dan wadah kosmetik.
Pada tahun 1970-an, Tupperware mulai merasakan persaingan yang semakin ketat di pasar. Perusahaan ini terpaksa mengurangi biaya produksi dan mengembangkan produk-produk baru yang lebih inovatif untuk tetap bersaing.
Pada tahun 1980-an, Tupperware mulai memperkenalkan teknologi baru untuk membuat produk-produknya lebih tahan lama dan ramah lingkungan. Perusahaan ini juga memperluas bisnisnya dengan memperkenalkan sistem penjualan online dan penjualan melalui toko-toko ritel.
Pada tahun 2005, Tupperware memutuskan untuk memisahkan diri dari perusahaan induknya, Premark International, dan menjadi perusahaan yang berdiri sendiri dengan nama Tupperware Brands Corporation.
Langkah tersebut memungkinkan Tupperware untuk lebih fokus pada pengembangan produk dan strategi bisnis yang inovatif. Sejak saat itu, Tupperware terus memperluas bisnisnya dengan membuka kantor penjualan di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
Perkembangan Perusahaan
Tupperware Brands Corporation (TUP) merupakan perusahaan publik yang terdaftar di New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode saham TUP.
Perusahaan ini memiliki kapitalisasi pasar sebesar $1,1 miliar dan menghasilkan pendapatan sebesar $1,8 miliar pada tahun 2020. Tupperware adalah salah satu perusahaan yang paling terkenal dan sukses di dunia dalam industri wadah penyimpanan plastik.
Tupperware memiliki portofolio produk yang lengkap, meliputi berbagai jenis wadah penyimpanan plastik untuk keperluan rumah tangga, produk kecantikan dan perawatan pribadi, serta produk-produk berkualitas tinggi lainnya.
Selain itu, Tupperware juga terkenal dengan sistem penjualan langsungnya yang efektif dan efisien, yang telah membantu perusahaan untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang signifikan di seluruh dunia.
Dalam laporan keuangan perusahaan, Tupperware mencatat bahwa pendapatan bersihnya turun sebesar 8% menjadi $1,8 miliar pada tahun 2020, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Namun, perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar $78,3 juta pada tahun 2020, naik dari laba bersih sebesar $65,6 juta pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa Tupperware masih berhasil menghasilkan keuntungan meskipun mengalami penurunan pendapatan.
Saham Tupperware (TUP) diperdagangkan di bursa saham New York Stock Exchange (NYSE). Pada tanggal 12 April 2023, harga saham TUP adalah $19,62 per saham, dengan kapitalisasi pasar sebesar $1,1 miliar.
Saham Tupperware telah mengalami fluktuasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada tahun 2018 dan 2019 ketika saham tersebut jatuh sekitar 70% dari harga tertinggi.
Namun, pada tahun 2020, saham Tupperware mengalami peningkatan yang signifikan dan naik hingga 165%, yang dipicu oleh meningkatnya permintaan dari konsumen selama pandemi COVID-19.
Kabar Terkini Tupperware
Sayangnya kedigdayaan Tupperware tampaknya mulai berakhir. President and CEO Tupperware Brands, Miguel Fernandez, dalam siaran pers di Fortune menyatakan perusahaan ini tidak punya uang.
Sebabnya klasik, penjualan Tupperware dalam beberapa tahun ke belakang merosot tajam. Hal ini disebabkan banyaknya kompetitor yang melirik segmen yang dikuasai Tupperware dengan produk sama namun harga lebih murah.
Tupperware bahkan terancam delisting dari NYSE, karena tidak mengajukan laporan keuangan tahunan kepada bursa. Bahkan setahun ini sahamnya telah turun 90%, yang mengakibatkan perusahaan ini terancam bangkrut.