Reformasi.co.id – Menjelang Idul Fitri 1444 Hijriyah yang tinggal beberapa hari lagi, umat Islam disibukkan dengan pembayaran zakat fitrah.
Meskipun pembayaran zakat fitrah bisa dilakukan sejak awal ramadan, namun banyak orang yang memilih untuk membayarnya di akhir waktu.
Apa itu zakat fitrah? Dan berapa yang harus ditunaikan seorang muslim ketika membayar zakat? Ini penjelasannya.
Pengertian Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim pada bulan ramadan atau sebelum hari raya Idul Fitri. Zakat fitrah juga dikenal sebagai zakat al-fitr atau zakat fitri.
Dalil dari kewajiban zakat fitrah dapat ditemukan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah bersabda:
أَنَّ رَسُوْلُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعَا مِنْ تَمْرِ أَوْ صَاعَا مِنْ شَعِيْرٍ عَلَى كُلِّ حُرِّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنْ الْمُسْلِمِيْنَ
Artinya: “Bahwa Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah dari Ramadhan sebesar satu sha’ kurma, atau sha’ gandum, atas setiap orang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, dari kalangan kaum muslimin”.
Di Indonesia, sha’ yang dimaksud dalam hadis tersebut biasanya diartikan sebagai 2,5 kg, meskipun ada juga yang mengartikan sebagai 3 kg atau 3,5 kg tergantung pada mazhab yang dianut.
Zakat fitrah dapat dikeluarkan dalam bentuk bahan makanan yang menjadi bahan pokok makanan di daerah tersebut, seperti beras, jagung, atau gandum, atau dalam bentuk uang yang setara dengan harga bahan makanan tersebut.
Apabila seseorang memilih untuk membayar zakat fitrah dalam bentuk uang, maka nilainya harus setara dengan harga bahan makanan yang menjadi acuan di daerah tersebut.
Zakat fitrah memiliki tujuan yang sama dengan zakat pada umumnya, yaitu untuk membantu meringankan beban kaum fakir miskin dan membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan.
Selain itu, zakat fitrah juga memiliki tujuan untuk mensucikan diri dari dosa-dosa yang dilakukan selama bulan Ramadhan.
Niat Membayar Zakat Fitrah
Niat dalam membayar zakat fitrah sangat penting dalam menjalankan kewajiban zakat fitrah. Niat yang baik dan benar akan membuat zakat fitrah yang kita berikan menjadi lebih bermanfaat dan bernilai ibadah.
Niat zakat fitrah dapat dilakukan sebelum atau pada saat mengeluarkan zakat fitrah. Niat tersebut dapat dilakukan secara lisan ataupun dalam hati. Berikut adalah contoh niat zakat fitrah yang dapat diucapkan:
أُنْوِي أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ فَرِيْضَةً لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Saya niat mengeluarkan zakat fitrah sebagai kewajiban kepada Allah Ta’ala”
Dalam menunaikan zakat fitrah, selain niat yang benar, Anda juga harus memastikan bahwa zakat fitrah yang kita berikan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Anda harus memperhatikan besaran zakat fitrah yang telah ditentukan, orang yang berhak menerima zakat fitrah, serta waktu dan cara penyaluran zakat fitrah yang tepat.
Dengan demikian, selain melakukan niat yang benar, Anda juga harus memperhatikan aspek-aspek teknis dalam penyaluran zakat fitrah agar zakat fitrah yang kita berikan dapat menjadi ibadah yang diterima oleh Allah SWT dan bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.