Pengertian Hilal, Sidang Isbat, dan Cara Menentukan Awal Bulan

Khaerudin

hilal

Reformasi.co.id – Untuk menentukan bulan baru dalam penanggalan hijriyah, umat Islam menyandarkan pada penampakan hilal. Termasuk untuk menentukan kapan Idul Fitri.

Lantas apa itu hilal, bagaimana menentukan hilal terlihat atau tidak, dan siapa yang berhak dalam menentukan penanggalan Islam dalam suatu negara? Mari kita bahas.

Pengertian Hilal

Hilal adalah bulan sabit pertama yang terlihat di langit setelah bulan baru. Hilal bisa terlihat dengan mata telanjang pada malam hari, biasanya pada malam ke-29 atau ke-30 bulan kalender. Hilal menjadi penting karena menentukan awal bulan hijriyah, bulan kalender Islam.

Hilal tak selamanya bisa terlihat dengan jelas. Kadang-kadang hilal tertutup mendung atau awan tebal. Sehingga penentuan awal bulan ditetapkan mundur karena bulan yang berjalan digenapkan selama 30 hari.

Cara Menentukan Hilal

Ada dua cara dalam menentukan awal bulan hijriyah, yaitu hisab dan rukyat hilal. Hisab adalah metode penentuan awal bulan hijriyah dengan menggunakan perhitungan matematika dan ilmu falak.

Sementara itu, rukyat hilal adalah metode penentuan awal bulan hijriyah dengan mengamati langsung hilal di langit.

Perbedaan Hisab dan Rukyat Hilal

Perbedaan antara hisab dan rukyat hilal cukup signifikan. Hisab lebih bersifat matematis, sehingga dapat dilakukan di mana saja di dunia dengan menggunakan perhitungan matematis dan rumus-rumus tertentu.

Sementara itu, rukyat hilal lebih bergantung pada pengamatan langsung, dan bergantung pada kondisi cuaca serta kejelasan langit pada malam hari.

Kedua metode tersebut sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Hisab lebih mudah dilakukan dan bisa diprediksi terlebih dahulu, sehingga memudahkan dalam perencanaan kegiatan keagamaan seperti ibadah puasa dan Idul Fitri.

Namun, hisab bisa salah perhitungan jika tidak tepat dalam menentukan data astronomis seperti kecepatan rotasi bumi dan pergerakan bulan.

Sementara itu, rukyat hilal membutuhkan kondisi cuaca yang jelas dan langit yang cerah, serta membutuhkan ahli falak yang terlatih dalam pengamatan hilal.

Namun, rukyat hilal lebih akurat dalam menentukan awal bulan hijriyah, karena bergantung pada pengamatan langsung dan hasil yang terlihat di langit.

Sidang Isbat

Di Indonesia yang berwenang menentukan hilal adalah Kementerian Agama. Namun Kemenag tidak sendirian dalam menentukannya. Kementerian ini melakukan sidang isbat.

Sidang isbat adalah proses penentuan awal bulan hijriyah oleh pemerintah Indonesia yang dilakukan secara resmi setiap tahunnya. Sidang isbat ini dipimpin oleh Menteri Agama dan dihadiri oleh para ahli falak, ulama, dan perwakilan dari organisasi Islam di Indonesia.

Regulasi pertama kali yang terbit terkait penetapan hari raya sebagai hari libur adalah Penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 2/Um. Kemudian dengan semakin canggihnya teknologi penyiaran, sidang isbat kemudian lebih dikenal masyarakat luas.

Dalam sidang isbat dibahas hasil pemantauan hilal yang dilakukan di berbagai titik di Indonesia. Kalau disepakati hilal terlihat di sebagian besar titik di Indonesia, maka tanggal 1 bulan ditetapkan esok hari.

Sementara itu jika hilal disepakati tidak bisa terlihat, maka tanggal 1 di bulan baru disepakati ditunda dengan menggenapkan bulan yang berjalan menjadi 30 hari.

Demikian artikel tentang pengertian hilal dan metode penentuan hilal untuk bulan baru. Semoga bermanfaat untuk sobat Reformasi sekalian.

Also Read

Leave a Comment

Ads - Before Footer