Indramayu – Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melakukan unjuk rasa di depan kantor KPU Kabupaten Indramayu, Jum’at (17/5/2024).
Menurut Ketua DPC GMNI Indramayu, Said Fatah, kedatangan mereka menyangkut kasus pungutan liar dan dugaan suap yang menerpa Ketua KPU Indramayu, Masykur.
“Informasi dari media, ada dugaan pungli dalam kegiatan sosialisasi dan suap dari salah satu caleg,” ungkap Said Fatah.
Sebelumnya, sempat viral di media sosial, seorang aktivis politik Indramayu, Carkaya, mengunggah video yang menjelaskan kronologi dugaan suap yang menerpa KPU Indramayu.
Saat dikonfirmasi pada Jum’at (17/5/2024), Carkaya menjelaskan bahwa dugaan suap itu memang tersebar secara masif. Hingga saat ini, masalah tersebut sudah dilaporkan ke Kepolisian Daerah Jawa Barat.
“Mulanya ada calon anggota DPR RI dari partai yang ketua DPD-nya mantan wakil bupati, memberikan uang senilai Rp2 miliar,” kata Carkaya.
Masih kata Carkaya, caleg ini memberikan uang tersebut kepada ketua PPK Losarang saat itu atas perintah Ketua KPU Indramayu. Penyerahan ini berkuitansi, disaksikan pula oleh Ketua PPK Arahan.
“Uang tersebut mungkin bakal digunakan untuk pengkondisian suara bagi caleg bersangkutan,” tambahnya.
Namun hasil suara caleg tersebut jeblok, tambahnya, sehingga ia melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polda Jawa Barat.
Ia mengatakan bahwa hal ini masih berdasarkan informasi dari berbagai sumber yang beredar. Adapun lebih jelasnya ia masih menunggu hasil penyelidikan Polda Jabar.
“Kita masih menunggu hasil penyelidikan yang sedang berjalan,” terang Carkaya.
Sementara itu, Masykur sendiri dalam keterangannya membantah dugaan suap yang menyeret namanya. Ia menegaskan bahwa tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan.
“Masih dugaan, saat ini sedang diproses Polda Jabar,” pungkas masykur.